@SGRCUI

SGRC, Indonesia

Ask @SGRCUI

Sort by:

LatestTop

Previous

Apakah efek dari terlepasnya hormon endorphin (rasa senang) dari berhubungan seks dan dari makan martabak manis itu sama?

Endorphin yang berbeda dikeluarkan pada aktivitas yang berbeda (meditasi, makan, olahraga, seks). Efek yang didapatkan dari endorphin pun bisa beragam pada tiap aktivitas yang dilakukan. Untuk jelasnya, mungkin bisa check review yang ditulis oleh Dr. P. B. Rokade dalam ICCEBS (International Conference on Chemical, Biological and Environment Sciences) 2011: //psrcentre.org/images/extraimages/1211916.pdf

biasanya kenapa hewan melakukan sex secara paksa?

Alasan binatang melakukan hubungan seks cukup bervariasi, dari prokreasi hingga rekreasi. Kajian mengenai seksualitas binatang kini memperlihatkan bahwa banyak spesies yang sebelumnya dipercaya melakukan aktivitas seksual sebagai insting atau respon sederhana terhadap stimulasi tertentu ternyata juga melakukan berbagai aktivitas seksual yang cukup kompleks atau non-reproduktif (masturbasi, menggunakan objek non-hidup untuk melampiaskan hasrat seksual, homoseks).
Mengacu pada paksaan, kita sebelumnya mungkin harus mengingat bahwa binatang*, tidak seperti manusia, tidak memiliki gagasan/sistem nilai, moral, kepercayaan, atau budaya (setidaknya, gagasan/sistem tersebut bisa jadi berbeda dengan apa yang diterima atau diketahui oleh manusia di era ini). Konsep "paksaan" sendiri diciptakan oleh manusia untuk mendefinisikan atau mengkategorikan perilaku, dan terlahir akibat adanya nilai-nilai yang ada di manusia sendiri. Memproyeksikan konsep tersebut dalam perilaku binatang berarti mengasumsikan binatang menganut gagasan/sistem yang sama dengan manusia.
Kalau berdasarkan asumsi tersebut, ada kemungkinan seks paksa yang dilakukan binatang terjadi karena mereka bertepuk sebelah tangan, terinspirasi film porno, memiliki fetish BSDM, atau motif-motif lain yang mirip dengan manusia.
Tapi kalo asumsinya ditolak, mungkin kita berdamai dulu dengan fakta kalau gagasan atau sistem nilai di dunia perbinatangan mengenai hal tersebut masih jadi salah satu misteri yang kajiannya belum tersentuh oleh kita (atau admin. Maklum, admin juga masih belajar)
*for the sake of argument, istilah binatang disini tidak meliputi manusia.

View more

People you may like

sweetheart98’s Profile Photo חַנָּה
also likes
SaPetro’s Profile Photo Sabrina Petrolo
also likes
PiccolaIsabella’s Profile Photo Isabella Petrolo
also likes
wildfirevalkyrie’s Profile Photo 별빛
also likes
Lizzietje’s Profile Photo Elisa™
also likes
AndreaRavela’s Profile Photo Andrea
also likes
mona_ahmed19’s Profile Photo Mona Ahmed
also likes
Livacer’s Profile Photo L
also likes
DovahMonah’s Profile Photo DovahMonah
also likes
spicyginger1888_’s Profile Photo spicyginger1888
also likes
Want to make more friends? Try this: Tell us what you like and find people with the same interests. Try this: + add more interests + add your interests

Apakah ada kasus hewan memperkosa hewan? atau cm manuaia aja yg kyk gitu

Poin penting dalam perkosaan adalah ada tidaknya persetujuan dari kedua belah pihak (mutual consent). Apakah binatang memiliki konsep consent atau hanya bergerak sesuai insting saja masih terdapat perdebatan. Akan tetapi, mungkin sebagai perbandingan: di dunia perbinatangan terdapat binatang yang melakukan courting/mating ritual sebelum kawin, dan ada juga yang melakukan perkawinan secara "paksa". Dari perspektif kita (manusia), mungkin aktivitas perkawinan yang kedua dapat diinterpretasikan sebagai perkosaan? We can't really say, so we'll let you come up with your own conclusion. :)

Kak mau nanya sesuatu yg sebenernya jd pertanyaan saya dr lama dan orang-orang tanyakan. Apakah gay/lesbian/bisexual. Itu penyakit? Atau kelainan sexual? Bisa jelasin secara detail? Thanks

Saat ini, hal tersebut sudah tidak dianggap sebagai sebuah gangguan kejiwaan mengacu pada DSM (Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorder / buku acuan diagnostik secara statistikal untuk menentukan gangguan kejiwaan)
Kenapa? Salah satu alasannya adalah karena syarat bagi sebuah perilaku untuk diklasifikasikan sebagai gangguan jiwa dalam DSM adalah jika perilaku tersebut mengganggu kehidupan orang yang menderitanya. Temuan di lapangan menyatakan bahwa individu dapat hidup dengan normal dan bahagia.
Semoga kamu menyimak penjelasan sejarah ini baik-baik, ya. Berikut adalah sejarah dari ditariknya homoseksual dari klasifikasi gangguan kejiwaan (Mental Disorder)
DSM-III (sekarang sudah DSM-V) yang diterbitkan pada tahun 1973 – menyatakan bahwa homoseksualitas dinyatakan sebagai sebuah gangguan HANYA jika orientasi seksual homoseksual orang tersebut mengganggu dirinya (dia tak mau menjadi homoseksual).
DSM-III kemudian mengalami REVISI dan pada edisi revisi ini, homoseksualitas sudah tidak dianggap sebagai sebuah gangguan sama sekali. Alasannya adalah, karena komite DSM menyatakan bahwa adalah normal untuk merasa terganggu dengan orientasi seksualnya pada saat ia pertama kali menyadari bahwa ia seorang homoseksual. Oleh karena itu perasaan terganggu yang dirasakan seorang homoseksual bukanlah sebuah gangguan,
Jadi apakah gay/lesbian/biseksual/lainnya?
Jawabannya adalah variasi orientasi seksual.

View more

tujuan ini grup apa sih?

Yang pertama, ini bukan grup, ini adalah organisasi
Berikut adalah mission statement SGRC UI
(1) menyediakan lingkungan yang aman bagi seluruh civitas akademika UI dan semua anggota masyarakat untuk mempromosikan, mendidik, dan mengembangkan program-program yang berkaitan dengan isu seksualitas, reproduksi, dan orientasi seksual.
(2) menyediakan sarana dan prasarana pendidikan yang layak, informasi yang memadai, layanan advokasi, dan bekerja sama untuk menciptakan lingkungan yang terbuka untuk mendukung seluruh civitas akademika UI yang berhubungan dengan isu seksualitas, reproduksi, dan orientasi seksual.
(3) menyelenggarakan dan menyediakan pendidikan, pelayanan sosial, dukungan, dan sumber daya untuk meningkatkan kesadaran akan masalah yang terjadi di masyarakat terkait kesalahpahaman tentang seksualitas, reproduksi dan isu-isu orientasi seksual
(4) membangun hubungan dengan organisasi dan komunitas lainnya dalam pengembangan individu dan masyarakat serta bekerja sama dalam mendidik bangsa.
(5) mendukung misi Universitas Indonesia sebagai Universitas Internasional dengan mendukung dan menyegarkan penelitian khusus dalam studi seksualitas, reproduksi, dan orientasi seksual dan mengembangkan pusat informasi-seksualitas terkait untuk mendukung arsip perpustakaan Universitas Indonesia.
semoga cukup jelas

View more

Hai miin. Anggota SGRC UI ini yg dr RIK (Rumpun Ilmu Kesehatan) ada brp org? Bs kasih tau ga presentase anggotanya dr tiap rumpun ilmu di UI? Kalo byk yg dr RIK kemungkinan besar pengennn gabuung. Saya dari FIK, kaum minoritas di FIK (ngerti kaaan?). Blm ada kan yg dr FIK heheheh. Thx min :D

Hi, kami masih berharap kamu bergabung atas keinginanmu sendiri dan tidak tergantung pada jumlah anggota yang telah tergabung dalam SGRC UI, because, for us, every person counts~
And we hope that we can count you in, too~

Question: why do you think there are biphobia on gay/lesbian communities? I've seen a lot of lesbians/gay people who invalidates people bisexuality because they're dating someone from the other gender. Why do you think this happens?

Pertama-tama, biphobia exist (baik dari heteroseksual dan homoseksual)
Biphobia didefinisikan sebagai "prejudice against bisexuality, and the denigration of bisexuality as a life choice" (Bennett, 1992, p.205;p.207). - garis bawahi pada kata prejudice/prasangka dan denigration
Karakteristik dari pikiran manusia adalah mencoba mengkasifikasikan fenomena dalam dikotomi (yang saling bertolak belakang, Ochs, 2005). Normal atautidak normal, heteroseksual atau homoseksua, dan banyak individu tidak mau percaya bahwa ada gradasi dari titik ekstrim yang satu ke titik ekstrim yang lain (Kinsey, Pomeroy, Martin Dan Gebhard, 1953, hal. 469)
dan ketika individu tidak dapat mengelompokkan diri (diantara kedua dikotomi tersebut (hetero-homo)), individu dianggap tidak memiliki dentitas seksual yang valid (Eliason, 1997) sehingga biseksual biasanya memilih untuk mendefinisikan dirinya sebagai heteroseksual jika memiliki pasangan sesama jenis dan heteroseksual jika memiliki pasangan lawan jenis untuk menghormati dan memberikan rasa aman pada pasangannya, selain karena adanya tuntutan untuk melakukan hal tersebut (Hutchins, 2005)
Kembali ke pertanyaan diatas,
Biseksual dianggap tidak dapat dipercaya, misalnya dalam kasus lesbian, wanita biseksual dianggap menghianati nilai yang bertujuan untuk menghilangkan sepenuhnya dominasi laki-laki (Herek, 2002)
respon yang didapat ketika menanyakan biseksual adalah "tidak jelas, rakus, tidak punya pendirian, asal ga sama gw aja"
kenapa ini terjadi?
Kelompok homoseksual menganggap biseksual sebagai kelompok yang terpisah dan berbeda (Weiss, 2004; 2011) dan menganggap bahwa biseksual adalah "traitor" atau penghianat karena biseksual dianggap bersembunyi dari kenyataan bahwa dirinya homoseksual dan memanfaatkan identitas biseksual sebagai cara untuk lebih diterima masyarakat dan memiliki previlege lebih (karena sewaktu-waktu dapat menikah dan dapat meninggalkan pasangan homoseksualnya sehingga merasa dikhianati) (Morgan, 2002)
And yes, can I, personally, love this question? (because, yes, I was doing research on this topic for my undergraduate thesis)

View more

Jadi, apakah ketika seseorang melakukan seks dalam status hubungan apapun itu bisa memakai justifikasi 'basic need'?

Jawabannya tentu saja tidak bisa. Seperti yang telah disebutkan tadi, basic need disini merujuk pada basic instinct/fisiologis dan bukanlah suatu hal yang dapat dijadikan justifikasi pada aktivitas seksual.
Jika Anda memakai logika aktivitas seksual sebagai basic need, maka konsekuensi etis akan pemerkosaan dapat dibenarkan karena semata-mata berasal dari dorongan seks biologis. Apakah menurut Anda ini adalah logika yang tepat?

Apakah Admin SGRC melihat seks di luar nikah (pacaran) sebagai suatu kebutuhan dasar manusia (Piramida Maslow), sehingga melakukannya adalah suatu kewajaran?

Tunggu, gimana ceritanya basic needs Maslow bisa direlasikan dengan seks di luar nikah dan pacaran?(dan dua istilah ini jelas berbeda ya - pacaran/sexual intimacy bisa dimasukkan dalam love and belongingness, namun tidak terbatas pada hal tersebut, again, menurut Maslow)
Maslow (1943) mengatakan bahwa individu termotivasi untuk mencapai kebutuhan tertentu.
The earliest and most widespread version of Maslow's (1943, 1954) hierarchy of needs includes five motivational needs, often depicted as hierarchical levels within a pyramid.
Yang Maslow bilang, seks adalah kebutuhan fisiologis, basic need, seperti bernafas, makan, minum, ekskresi.
Kriteria yang dapat dimasukkan dalam hierarki Maslow adalah bahwa kebutuhan harus bersifat universal dan penting. Seks disini dipandang sebagai adanya dorongan seks biologis / human sexual instinct (bukan kepuasan seksual atau praktek seks pranikah seperti yang kamu sebutkan).
Berikut kami lampirkan lagi Hierarcy of Need-nya Maslow

View more

So is it possible to be sexually attracted to boys yet at the same time romantically attracted to girls?

Sure, why not? :) it's possible because being intimate romantically/emotionally doesn't necessarily require sexual attraction, vice versa. (Though it's probably rarely heard because romantic-sexual attraction usually goes hand-in-hand with each other, alternatively used to address each other or seen as the same thing.)

kak, apa media (eg: film ttg gay people) bs mempengaruhi sexual orientation kita?

Media itu punya kekuatan yang sangat besar untuk mempengaruhi kita mengenai bagaimana mempersepsikan dunia, memiliki kepercayaan, dan memahami fenomena. Tapi sebesar apapun pengaruhnya, orientasi seksual itu milik individu. Dia bisa membuat kamu melihat orientasi seksual sebagai sesuatu yang kaku atau cair, atau sesuatu yang harus dikekang atau dibebaskan, menjijikan atau indah, tapi media tidak bisa mendefinisikan kepada siapa kamu tertarik secara seksual.
Tapi perlu dicatat bahwa media sendiri dapat memperluas horizon pengetahuan kamu. Di masyarakat heteronormatif yang tidak membiarkan kamu mengeksplor seksualitas, kadang kala media menjadi pintu yang membuka pikiran kamu bahwa terdapat other realm where you can see yourself fit into better :) ini teraplikasi pada tidak hanya orientasi seksual ya, tetapi hal lain seperti hobi, selera, atau teknologi. Sama seperti masyarakat yang tidak pernah mengenal kue cubit, ketika akhirnya makan kue cubit, akan ada yang merasa kue cubit adalah makanan istimewa that has been missing in all his/her life, tapi untuk yang lain ada yang biasa aja ;) one can see a gay film and think they want it/see themselves that way, but for others? Not really.
p.s. actually, there are a lot of theory on media effects, varied from all-powerful theories from early phases to negotiated influence, which is the latest (based on McQuail's Mass Communication Theory, 2010) this answer is based on the latest phase where individuals have a say/negotiate/contemplate what they consumed from the media and don't accept it without filters.

View more

Hi, apakah kita bisa hamil? Jika kita tidak melakukan hub sex? Dan apa saja penyebab terjadinya pembuahan (hamil)? Terimakasih, saya suka dgn akun ini;)

Terima kasih teknologi, sekarang manusia bisa hamil tanpa berhubungan seks. Sekarang sudah ada teknologi fertilisasi in vitro (pembuahan dilakukan diluar tubuh). Jadi setelah ada pembuahan di luar, zygot yang berkembang dikembalikan lagi ke rahim perempuan.

Next

Language: English