@SGRCUI

SGRC, Indonesia

Ask @SGRCUI

Sort by:

LatestTop

Previous

May God or whomever you believe help you realize that it is humanly instinct to reproduce for you have encouraged anti-creation activities of deliberately killing billions of powerless unborn by wasting sperm to anus or someplace where they don't stand a chance to live, worse than Hitler....

It's the condom that kills those sperm tho..
aren't we supposed to support a save sex? i mean with all of those stds arround, and now your post implied that sperm must be thrown inside a vagina..
lul

Dengan harapan saya bisa normal, krn katanya gay itu faktor lingkungan blablabla emng ada, tp tdk smua. Saya dri umur 5 thn org pertma yg suka adalah sepupu saya yg sejenis. Kalian org normal tdk tau rsanya. Jika bsa memilih saya mau menjadi normal. So buat yg straight, just get a life, dude.

Hai anon, percayalah bahwa diri anon adalah yang paling penting!
Homoseksualitas memang bukan penyakit, namun jika disertai stress dan mengganggu peran anon sehari-hari, maka orientasi seksual anon bisa menjadi penyakit, jadi lakukanlah apa yang menurut anon benar! :D

Jelasin dong tentang KB alami

Hai! KB alami dikenal dengan sebutan Natural Birth Control (NBC). Metodenya ada berbagai macam, umumnya sih dengan mengkalkulasikan masa subur wanita (7-10 hari) dan menghindari hubungan seksual di masa subur tersebut.
Fase subur wanita biasanya ditandai dengan hadirnya sensasi berlendir di dalam vulva, kemudian dilanjutkan dengan fase keringnya vulva, nah hindari hubungan seks saat fase subur ini.
Masalahnya kan setiap wanita unik dan terkadang memiliki fase menstruasi yang berbeda.
Ada juga metode mengeluarkan penis sebelum ejakulasi, namun tetap ada resiko kehamilan 1/5
Atau yang paling ampuh, abstinence atau ketiadaan seks.
Lebih lanjut bisa di cek di link ini http://www.sexualityandu.ca/birth-control/natural_methods

People you may like

sweetheart98’s Profile Photo חַנָּה
also likes
SaPetro’s Profile Photo Sabrina Petrolo
also likes
PiccolaIsabella’s Profile Photo Isabella Petrolo
also likes
wildfirevalkyrie’s Profile Photo 별빛
also likes
Lizzietje’s Profile Photo Elisa™
also likes
AndreaRavela’s Profile Photo Andrea
also likes
mona_ahmed19’s Profile Photo Mona Ahmed
also likes
Livacer’s Profile Photo L
also likes
DovahMonah’s Profile Photo DovahMonah
also likes
spicyginger1888_’s Profile Photo spicyginger1888
also likes
Want to make more friends? Try this: Tell us what you like and find people with the same interests. Try this: + add more interests + add your interests

kak, tolong beri pendapat soal ini -> http://iwanyuliyanto.co/2013/12/08/runtuhnya-teori-gen-gay/ ... karena setelah baca ini saya ngerasa bahwa gay itu berasal dr faktor lingkungan. tapi nyatanya bukanlah lingkungan sekitar yg mempengaruhi saya(gay). terimakasih..

Yang terpenting bukanlah apa yang orang katakan, tapi apa yang kamu rasakan. Kalau kamu merasa bahwa orientasi seksual kamu bukanlah faktor yang ditentukan oleh lingkungan, kamulah yang paling benar, karena hanya kamu yang mengetahui kondisi tubuh dan pikiranmu :).
Sains itu layaknya menjahit baju dari kain perca, tinggal pilih kain (riset) yang sesuai, lalu jahit semua menjadi satu argumentasi yang logis. Masalahnya kadang orang mensahihkan sebuah riset tanpa menyadari satu fakta utama:
Semua riset mempunyai margin of error
Jadi daripada meributkan riset ini bilang X, riset ini bilang Y, lebih baik kita terus berkarya dan tetap menghargai hak tubuh masing-masing orang :)
Semoga menjawab!

Baik, terimakasih. Kalau begitu, bisakah orientasi seksual seseorang berubah? Kalau gen memang salah satu faktor, apakah kemungkinan tidak bisa karna sudah terkait dengan sistem biologis tubuh? Di sini di luar konteks kuasa Tuhan ya hehe, karna Tuhan di agama apapun kalau berkehendak pasti bisa.

secara terminologi, orientasi seksual didefinisikan sebagai "an enduring pattern of emotional, romantic, and/or sexual attractions to men, women, or both sexes." (APA).
Enduring sendiri berarti konstan, atau tidak berubah. Jadi kalau menggunakan definisi APA, orientasi seksual tidak bisa berubah.
Riset APA sendiri pada tahun 2007 menunjukkan bahwa tidak ada bukti yang cukup untuk menunjukkan bahwa orientasi seseorang bisa dirubah melalui terapi atau pengobatan.
Tapi lagi-lagi, terdapat banyak perspektif, bagi Freud(1920) misalnya, manusia dilahirkan biseksual dan berkembang menjadi homo, maupun heteroseksual di kemudian harinya.
Jadi sangat tergantung perspektif yang digunakan
Dan tentu saja ada banyak kasus dimana orientasi seksual orang berubah, misalnya karena tekanan sosial, faktor psikologis, dan sebagainya, tapi tetap semua kasus tersebut harus di treat sebagai kasus yang unik dan tidak bisa digeneralisir penyebab perubahannya.
Kalau ada homoseksual yang ingin menjadi heteroseksual secara sadar, ya harus kita dukung, karena itu bagian dari hak tubuhnya.
Masalahnya, apakah mereka berubah dengan sadar? bukan karena iming-iming bahwa suatu hari kelak akan ada mahkluk raksasa yang membakar kelamin mereka di kerak bumi yang paling dalam? itu yang harus dikritisi.
Oh ya, ada agama nontheisme, agama yang tidak mengenal konsep tuhan, seperti hindu atau buddha, jadi pernyataan terakhir anda overgeneralisasi. dibaca lagi ya bukunya

View more

I don't think you understand.... :s Anyway, if a recessive trait can't be passed by recessive homozygotes and can only be passed by heterozygotes, the recessive genes will eventually be flushed out of the population..

And i dont think you read our previous answer lol
Admin sudah menjelaskan berbagai teori tentang homoseksual dan hubungannya dengan faktor genetis di bawah anon..
dan kalau masalah gen resesif, masih menjadi perdebatan ya apakah itu akan hilang atau tidak, kalau mengacu pada teori genetic-equilibriumnya hardy-weindberg (1908), gene pool populasi akan selalu konstan dan tidak mengalami pengurangan atau penambahan.
Tapi apa kita bisa buktikn itu benar?
dan apa kamu bisa buktikan darwin benar?
Intinya!
Jangan terjebak sama dikotomi nature-nurture, mau dia given atau disosialisasikan, LGBT tetap manusia yang harus diperlakukan sebagai manusia :3
Anyway sumbernya tolong dicantumin ya! mengacu pada teorinya siapa, biar asik diskusinya.

Kegiatan kalian apa aja? Apa kalian suka melakukan eksperimen seks berjamaah (orgy) ?

Kegiatan kami mencakup diskusi dua minggu sekali dengan tema acak. Notulensi diskusinya bisa diakses di wordpress sgrc.
Kami juga rutin mengadakan seminar dan berafiliasi dengan lembaga lain dalam melaksanakan seminar. Bulan lalu baru diadakan diskusi mengurai stigma atas tubuh dengan pembicara zoya amirin dan rocky gerung.
Untuk seks berjamaah, kami masih mencari imamnya, mungkin anon tertarik? Hahaha (ini bercanda, eksperimen terkait seks tidak termasuk dalam agenda kami).

Menurut SGRC, sebenernya orientasi seksual seseorang itu berawal dari mana ya?

Hai anon! Menurut kamu kemerdekaan Indonesia itu berawal darimana ya?
Pastinya karena ada paksaan dari pemuda yang menculik Soekarno, keberadaan Belanda dan Jepang sebagai musuh bersama, serta kekosongan kekuasaan pasca bom di Hiroshima dan Nagasaki.
Intinya, sebuah fenomena tidak pernah disebabkan dari satu faktor semata. Contoh kemerdekaan Indonesja diatas. Orientasi seksual juga begitu. Meskipun sampai sekarang belum ada konsensus akademis tentang asal mula orientas seksual, pastinya hal tersebut juga tidak hanya berasal dari satu faktor (genetik atau lingkungan,bahkan dalam genetik pun ada berbagai kromosom yang disinyalir menentukan orientasi seksual).
Nah sembari memantau jurnal dan penelitian terkini, akan sangat bijak jika kita tetap membantu sesama dan merayakan perbedaan kan?
Semoga menjawab! Bisa di cek di post2 sebelum ini juga terkait asal orientasi seksual beserta riset2nya.

View more

Emang bener ya kalo homoseksualitas ada di banyak spesies, homophobia cuma ada di manusia?

Setidaknya perilaku homoseksual pada binatang sudah tercatat di 500 spesies yang berbeda (bagemihl, 1999).
Dan homophobia, atau perasaan negatif dan perilaku negatif pada kelompok lgbt (Maurice dkk, 2007) memang hanya hadir di manusia.
Kenapa? Karena sampai saat ini belum ditemukan instrumen untuk mengukur perasaan binatang, kan gak mungkin kuesioner manusia ditanyain ke binatang. Hehe.

As a queer I always hide my sexual orientation.... Meskipun kita punya sudut pandang yang bisa dijelasin secara ilmiah, tapi tetep aja ada orang2 yang gak akan (mau) mengerti.... :( So, thanks berat guys, udah bikin ask.fm ini. Semoga mata (dan hati) mereka terbuka <3

Tidak apa-apa anon. Tidak mau mengerti kan juga terkait dengan faktor sejarah dan sosialisasi yang diterima oleh orang tersebut. Selama kita bisa hidup dengan damai dan tidak melanggar hak tubuh masing-masing individu, admin rasa kehidupan masih bisa berjalan dengan nyaman :D
Have a nice day!
Liked by: tira

kan saya bilang atau kembali menjadi straight , oke intinya ada gak kasus LGBT yg "sadar" tanda kutif kembali ke kodrat nya laki" ya sama perempuan gitu kalau ada tolong ceritakan untuk inspirasi aja kalau menjadi LGBT dan mau kembali ke jalan yg seharusnya yg di tentukan agama itu gak mustahil

Sadar? Memangnya menjadi lgbt tidak sadar?
Kodrat? Coba elaborasi lebih lanjut
jalan yang ditentukan agama? Agama apa nih? Kalau di Hindu, buddha, dan katolik (kalau berdasarkan pernyataan paus fransiskus) menjadi lgbt gapapa kok kan hanya tuhan yang bisa menilai umatnya?
Hayo diperjelas pertanyaannya.

perna ada gak kaum LGBT yg sembuh atau kembali menjadi straight ? klu ada siapa tolong ceritakan , siapa tau bisa memotivasi yang lain. makasih

Hai anon, pertama kalau kamu lihat di panduan kesehatan kejiwaan atau DSM, menjadi homoseksual bukan penyakit, jadi terminologi sembuh yang kamu gunakan salah, wong mereka sehat kok. Jadi tolong di reformulasi pertanyaannya ya.

Not a homophobe, but I find it hard to accept that genetics play a major role in sexual orientation. Homosexuals can't reproduce; how would the "gay gene" be passed to the next generations? Such gene(s) can't be inherited.. It can't survive within a species.. It's against Darwinian principles..

Memang belum ada konsensus terkait homoseksualitas dan genetik kok. Bisa dilihat jawaban admin di post-post sebelumnya.
Tapi kalau masalah penurunan gen, bukannya ada istilah gen resesif ya? Hayo dibaca lagi buku biologinya.

merinding bacanya, thanks sudut pandangnya min!

Tentu. We're academicians. Scholars. Coba besok besok yang protes tanpa argumen, sekalian protes kuliah Plato, Hobbes, Locke, Socrates pake cara tadi, paling di coret merah dapet nilai E semua karena ga logis dan runut.
Yaw.
But we're here to learn, argue, understand, assume, think.
That what we're here for.

*lanjut , kak ak seorang Muslimah(normal) ak paham sebenernya apa yg dijelaskan kakak" disini sifatnya hanya mengkaji (nonetis) tidak memandang baik dan buruk, semua tergantung dari view point yg dianut (agama,science,opini kita seharusny menghargai/toleransi trhdp perbedaan itu. *lanjut

"lanjut, namun apakah ada kak batas" toleransi dalam menghargai perbedaan? mungkin saja ada bukan Kak? batas itu dibuat mungkin berdasarkan dirugikan atau tidaknya pihak lain atas kehadiran LGBT, nah bagaimana juga cara mengenali batas yg terkadang tidak tampak? :) terimakasih"
Sama-sama. Baik, disini ada definisi batas yang kamu ajukan: "berdasarkan rugi atau tidak pihak lain". Dari sini, kita bisa bilang bahwa batasan adalah sesuatu yang dikonstruksi. Dia bisa bertolak pada apapun. Misal, batasan kita melakukan hubungan seks itu apa? Kalau dari sudut agama, misal harus menikah dan reproduktif. Kalau dari segi hukum, misal harus dilakukan oleh consenting adults, atau harus menikah juga, atau harus laki-laki dan perempuan. Dari segi etika, misal dilakukan dengan konsensual atau hanya dengan manusia (tidak boleh dengan binatang atau entitas lain). Mau pakai batasan yang mana? Jikapun, misal, kita gunakan dirugikan atau tidaknya pihak terhadap keberadaan suatu hal. Pihak lain itu yang mana? Jika hanya satu, apakah itu dihitung? Atau harus banyak, seberapa banyak? Apa indikator dirugikan? Apa harus ada pelanggaran yang bersifat fisik? Atau hanya perasaan jijik sudah termasuk dirugikan?
Akhir kata mungkin seperti ini: apakah batasan toleransi itu ada? Ada. Tentu. Tapi perlu dipahami bahwa batasan itu adalah hasil konstruksi yang bertolak pada kepentingan mereka yang berkuasa. Jika yang berkuasa adalah nilai agama, maka batasan agama yang dipakai. Jika yang berkuasa adalah hukum objektif, maka batasan itulah yang dipakai. Jika yang berkuasa adalah alien dari galaksi tetangga yang berada dalam misi penaklukan bumi, yang dipakai adalah batasan yang mereka buat. (Masalahnya mungkin adalah, ada batasan yang memiliki konsekuensi langsung, dan konsekuensi langsung tersebut disepakati bersama. Ada juga yang tidak.)
Masalah nampak atau tidak... well, sepertinya ini sulit dijawab, karena batasan itu pada umumnya berbentuk nilai yang memang abstrak, kecuali jika kita mengacu pada batasan seperti marka jalan atau palang pintu, yang batasannya cukup jelas karena ada bentuk fisik yang kita bisa lihat dilanggar atau tidaknya.
Semoga mencerahkan!

View more

Have you ever use religion point of view as your references when answer questions? Or you always use science as your weapon?

Tergantung permintaan penanya. Tapi keduanya bisa digunakan dan sama-sama complicated lho!
Kalau di science ada biologi, sosiologi, psikologi. Di dalam sosiologi misalnya ada strukturalis dan subjektifis.
Tapi kamu gak boleh lupa juga agama ada macam2. Ada islam kristen shinto buddha kejawen wiwitan dan sebagainya.
Dalam islam sendiri ada mahzab hanafi maliki dll.
Jadi jangan dikira pake perspektif agama jawabannya senada semua
Semoga menjawab.

kalo kita udah di tahap acceptance menuju support terhadap lgbtiq apakah itu melanggar peraturan tertentu di agama2 turunan abraham/ibrahim? I consider myself as agnostic but i was raised in religious family, dan aku pengen keluarga ku bisa lebih open minded but idk how to do that.

Anon, kami para admin tidak bisa memberikan penjelasan yang sangat menyeluruh karena pengetahuan kami terbatas di agama abraham tertentu, tapi semoga cukup membantu jika menggunakan analogi dan penarikan simpulan sederhana. Dalam agama abraham banyak interpretasi yang menyatakan bahwa LGBTIQ adalah dosa. Semoga kita sepakat disitu. Dalam agama abraham juga, tidak dibenarkan untuk pengakuan terhadap Tuhan lain (Tuhan agama abraham adalah Tuhan yang sebenar-benarnya). Kita juga sepakat ya?
Untuk kasus pengakuan terhadap Tuhan, jika pemeluk agama non-abrahamic ingin melakukan ritual sembahyang, atau menuntut hak akan akses terhadap kepercayaannya, apakah dibenarkan bagi kita untuk melarang mereka memenuhi kebutuhan tersebut dengan alasan kita tidak mengakui keberadaan Tuhannya, dan bahwa membiarkan mereka memenuhi kebutuhan tersebut berarti kita sudah mengakui adanya Tuhan lain? Bahwa penerimaan kita terhadap keberadaan mereka (yang diyakini akan masuk "neraka", dan "berdosa") itu melanggar nilai agama kita?
Jika jawabannya tidak, maka hal yang sama dapat dicerminkan pada penerimaan akan kaum LGBT. Jika seseorang yang beragama Kristen dapat berteman dengan seorang yang beragama Buddha (yang /ia percaya/ akan masuk neraka), kenapa ia tidak bisa berteman dengan seorang LGBTIQ (yang /ia percaya/ akan masuk neraka juga)? Kalau bisa menerima ada tetangga kita yang di rumah memuji Tuhan "yang salah", kenapa tidak bisa menerima ada tetangga kita yang di rumah tidur dengan pacar dengan jenis kelamin sama?
Tapi, jika jawabannya iya: Iya bahwa membiarkan mereka beribadah adalah dosa. Iya bahwa penerimaan terhadap mereka yang berbeda kepercayaan adalah dosa. Then it's a lost cause :) I'm sorry, but that would be really hard to convince anyone to accept LGBTIQ in religious perspective, if they can't even accept that they indeed live in a society where they actually have to tolerate others who are actually "sinful" according to their belief.
Hope it helps!

View more

Science is everything to you, no? read a lot of ur q&a on LGBTQ...and it just seem as if you are justifying what was once you thought was wrong. The more you know, the more you think its the absolute true explanation. Comments?

Hai. Dunia ini hanyalah jaring-jaring kesepakatan rapuh yang diikat oleh: kepercayaan (struktural fungsional), supremasi elit (konflik) atau subjektifitas manusia (simbolik interaksi). Posisi science pastinya mengikuti perspektif yang dipakai saat menjawab :D. Maaf agak filosofis

dan dari jawaban yang anda berikan, terlihat bahwa anda kehabisan argumen dan tidak mengerti apa itu homoseksualitas:)

inoooniii’s Profile Photoaisyah mustika
Kalau melihat dari beberapa pertanyaan terakhir sih sepertinya yang kehabisan argumen dan malas membaca ya saudari sendiri. Coba di scroll kebawah pertanyaan saudari sudah ada jawabannya semua di timeline kita. Mari admin bantu flashback
-gay karena gen?:
Banyak studi yang mencari hubungan antara gay dan gen. Studi tentang anak kembar (dengan asumsi bahwa kembar identik berbagi traits yang sama sehingga kalau satu gay, yang lain pasti gay) oleh bearman, studi kromosom oleh dean yang mencari hubungan antara kromosom xq28 dengan homoseksualitas, sampai studi blanchard tentang antigen XY yang hadir dalam kehamilan anak laki-laki dan mengurangi tingkat maskulinitas otak pada kehamilan anak laki-laki selanjutnya.
Layaknya semua penelitian, semua di kritik dan ada margin of errornya, dan belum ada yang diterima oleh konsensus publik.
-gay karena lingkungan?
Bagaimana caranya lingkungan mengkonstruksikan sesuatu yang sama sekali tidak ada sebelumnya? Kalau gay bukan genetik tentunya.
Studi tentang gay dan faktor lingkungan umumnya dibahas dalam ranah sosiologi, seperti teori sosialisasi (play stage, game stage, generalize other), gender dan penyimpangan sosial. Lagi-lagi belum ada konsensus publik terkait seluruh teori tersebut
Nah kalau kayak begini, enaknya ngapain? Ributin kamu salah saya salah atau kita berkarya saja dan tidak merugikan orang? Haha.
-tujuan manusia reproduksi
Reproduksi ada dua jenis, biologis, yaitu seks dan melahirkan serta sosial. Reproduksi sosial itu mengajarkan anak untuk mengikuti apa yang dihargai oleh masyarakat, seperti nilai-nilai kemanusiaan, kebaikan, toleransi dan sebagainya. Hari gini mikir reproduksi cuma urusan selangkangan? Males baca tandanya.
-admin gak paham homoseksualitas?
Coba cerahkan adminnya, kasih argumen yang logis dan ilmiah. Kalau debat terus balasnya pake argumen kayak gitu nilai kamu dipotong lho

View more

kak, cara edukasi atau ngasih pengertian soal LGBT dan lainnya ke orang tua yg sopan gimana? makasih

Hai, cara yang paling sopan tentu berbeda antara satu keluarga dengan keluarga lain, dan yang pasti, cuma kamj yang paling tahu tentang hal tersebut.
Pendapat pribadi admin: orang cenderung melihat public figure atau orang terkenal sebagai acuan. Kamu bisa coba kenalkan (melalui media tv misalnya) tokoh-tokoh terkenal yang gay tapi tetap bisa berkarya, seperti ellen, dorce, atau mentri kesehatan irlandia.
Semoga sukses!

Next

Language: English